Senin, 19 Oktober 2009

SEJARAH OLAHRAGA

A. SEJARAH SEPAK BOLA
KabarIndonesia - Sepak bola adalah olahraga yang paling banyak digemari diseluruh dunia, di Brasilia hampir di tiap desa walaupun bagaimana kecilnya sekalipun juga, mereka selalu memiliki satu gereja dan satu lapangan sepak bola, bahkan kalau gerejanya tidak ada pasti lapangan sepak bolanya tetap ada. Sepak bola yang seperti kita kenal sekarang ini sebenarnya berasal dari England. Bangsa Rumawi yang membawa permainan tsb ke England mereka menamakannya "Harpascum", walaupun demikian 3000 tahun yang lampau orang China pun telah mengenal permainan yang disebut "Tsu Chu" (Tsu - menendang & Chu adalah bola) dalam waktu yang hampir bersamaan di Jepang juga ada permainan yang sama yang disebut "Kemari".
Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit China sekitar abad ke 2 - 3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang. Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda, perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi pada saat itu. Kelahiran sepak bola modern memang lahir dari Inggris. Keberadaannya pun digunakan sebagai olah raga "perang". Saat itu ada semacam kepentingan pelampiasan antara Inggris dan Scotland. Satu bola diperebutkan dua kampung. Permainannya pun cenderung kasar dan brutal. Gak heran kalau akhirnya banyak makan korban. Ada kisah yang menyeramkan pula. Bahwa sepak bola kuno di timur Inggris bukan menggunakan bola, melainkan kepala musuh prajurit perang lawan. Dengan cara dan pola permainan seperti itu, maka sepak bola akhirnya dilarang oleh pemerintahan Inggris.
King Edward III tahun 1331 mengeluarkan aturan untuk menghentikan permainan brutal ini. Sementara di Scotland, King James 1 pada tahun 1424 memproklamirkan kepada semua pria untuk tidak main bola - "That na man play at the Fute-ball". Begitu pun seterusnya Pada tahun 1848 beberapa mahasiswa dari Universitas Cambridge pertama kalinya membuat peraturan dari permainan sepak bola tsb. Dan pada tahun 1863 Footbaal Association (FA) di England didirikan dan pada tahun 1871 pertandingan sepakbola pertama yang diberi hadiah piala (beker). Di tahun 1885 mulai adanya pemain profi atau pemain bayaran, sedang persatuan sepak bola dunia Federation Internalionale de Footbal (FIFA) baru dibentuk pada tahun 1904. Stadion sepak bola yang terbesar di dunia ialah Maracana di Rio de Janeiro (Brasilia) yang mampu menampung hingga 120.000 orang penonton, walaupun demikian pada saat bertanding dengan Uruguay ternyata mereka bisa tetap menampung 200.000 orang. Stadion yang paling modern dari segi arsitekturnya ialah San Siro (Giuseppe Meazza Stadion) di Milan - Italy disini adalah basis tempat bermainnya dari AC Milan. Tetapi stadion yang paling terkenal didunia ialah Wembley Stadion di England yang dihias dengan dua menara di depan stadion, maka dari itulah Pele menyebutnya sebagai "Gerejanya sepak bola". Dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada saat ini banyak manusia yang benar-benar memberhalakan bola untuk pertandingan sepak bola mereka bersedia melakukan apa saja. Di Korea orang bunuh diri dengan cara membakar dirinya hidup-hidup karena bola, di Jerman seorang ayah membanting bayi nya hingga mati, karena merasa terganggu oleh tangisan bayi tersebut, ketika ia sedang asyik nonton bola. 5.000 sebelum Masehi: Sepakbola dimainkan di Cina dengan nama tsu chu. Selain untuk melatih fisik tentara, permainan ini dipertandingkan saat kaisar ulang tahun. 3000 sebelum Masehi: Orang Jepang memainkan KEMARI. (sepak bola ala Jepang) 2500 sebelum Masehi: Orang Mesir Kuno dan Timur Tengah memainkan sepakbola sebagai bagian dari ritual keagamaan. Hanya sedikit dokumen yang mendukung hipotesis ini. Tahun Masehi: Penemuan dokumen-dokumen sepakbola di Roma dan Yunani. 100-500 : Orang Romawi menyebarkan permainan harpastrum k, 217 : Tentara Inggris mulai memainkan sepakbola setelah mengalahkan tentara Roma, 600-1600 Orang Meksiko dan Amerika Tengah membuat bola dari karet. Permainan di sana merupakan gabungan dari basket, voli dan sepakbola. Abad pertengahan: Italia, Prancis dan Eropa lainnya mulai menemukan sepakbola, 1100 : Permainan bola di Inggris dilakukan dengan brutal tanpa aturan, 1314 : Raja Edward II melarang sepakbola, 1369 : Raja Edward III meneruskannya. 1500 : Italia menemukan calcio dengan pemain satu tim lebih dari 27 orang. Permainannya sangat sederhana: mendendang, mengoper dan menggiring bola untuk di bawa ke garis gol. Belum ada gawang, 1561: Richard Mulcaster mengadopsi calcio dari Florence ini untuk diajarkan di sekolah-sekolah dasar dan menengah di Inggris, 1572 : Ratu Elizabeth I serius melarang sepakbola dan menyediakan penjara bagi rakyatnya yang memaksa bermain Dua ratus tahun kemudian Joseph Strutt menyempurnakan aturan tersebut. Belajar dari sejarah bola Inggris tahun 1700, ia menulis buku The Sports and Pastimes of The People England. Dalam buku ini ia membuat aturan bahwa sepak bola harus terdiri dari dua tim dengan jumlah pemain sama. Kedua tim harus berebut bola untuk memasukkannya ke gawang lawan yang terpisah oleh jarak 70-90 meter. Baik Bardi, Mulcaster maupun Strutt, ketiganya menginginkan sepak bola melulu sebagai permainan. Mereka sebenarnya mengadopsi peraturanperaturan sederhana sepak bola yang sudah dipraktikkan di Jepang dan Cina puluhan abad sebelumnya. Dalam World Soccer (1992), Guy Oliver menulis bahwa peraturan dan permainan tsu chu maupun kemari merupakan sumber ilham sepak bola modern. Mulcaster dijuluki sebagai "pembela sepak bola paling gigih dari abad 16". Itu karena ia tekun mengkampanyekan sepak bola yang tidak brutal. Permainan ini, katanya, bahkan harus dimainkan oleh perempuan dan anak-anak karena
berguna untuk kekuatan dan kebugaran tubuh. Padahal di Cina, menurut pelukis Dinasti Ming, Du Jin, para perempuan sudah bermain tsu chu antara tahun 1465-1509. Konsep Strutt ini kemudian dijadikan pijakan peraturan sepak bola modern. Pijakan ini mendasari lahirnya Football Association di Inggris pada 26 Oktober 1863 oleh 11 klub sepak bola di sana yang anggotanya terdiri dari para mahasiwa. Awalnya, asosiasi mengatur jumlah pemain satu tim sebanyak 15-21 orang. Pada 1870 jumlah pemain dibakukan menjadi sebelas. Penjaga
gawang baru muncul pada 1880. Dari organisasi ini pulalah lahir istilah soccer, dari singkatan kata association. Charles Wreford Brown, mahasiswa Universitas Oxford, menemukan tak sengaja istilah ini ketika ditanya orang apakah ia seorang pemain rugbi (rugger), olahraga yang lebih terkenal di sana. Brown menjawab, "No, I'am
soccer." Sedangkan football, meskipun pertama kali disebut dalam larangan- larangan para raja pada abad 17 dengan nama fute-ball, istilah ini semakin populer setelah ditulis dramawan Inggris yang terkenal, William Shakespeare. Dalam King Lear seorang tokohnya mencemooh tokoh lain yang dianggap dungu sebagai "football player". Shakespeare melanjutkannya ketika menulis Comedy and Errors (adegan II). Istilah ini masih dipakainya untuk mencemooh tokoh yang begerak tak tentu arah. Tahun 1863 merupakan tonggak sejarah sepak bola modern. Selain ada wasit, luas lapangan dan jumlah pemain yang dibatasi, sepak bola juga hanya memakai kulit binatang yang diisi udara. Permainan ini kemudian menyebar ke negara jajahan Inggris dan berkembang pesat dan kompleks sebagai budaya massa dalam abad modern. Orang Inggris keliru ketika pada Piala Eropa 1996 memasang spanduk besar-besar dengan bunyi: sepak bola kembali ke tanah leluhurnya. Orang Inggris mengacu pada kelahiran Asosiasi sepak bola (FA) yang baru berusia dua abad itu. Mereka keliru karena sepak bola adalah produk santun kebudayaan Timur. Sebagai sebuah budaya massa, sepak bola telah menarik minat para ilmuwan dengan pelbagai latar belakang: sosial, ekonomi, politik, filsafat. Victor Matheson dari Departemen Ekonomi William College, Inggris, dalam penelitiannya di tahun 2003 menyimpulkan bahwa klub-klub profesional di Eropa dan Amerika Selatan menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan kepada negaranya. Setiap klub, dengan perputaran uang triliunan rupiah, setidaknya mempekerjakan 3.000 karyawan. Atau holiganisme di Inggris yang menarik minat para sosiolog dalam meneliti pendukung sebuah kesebelasan. Para pemikir sudah lama menaruh minat pada olahraga ini. Albert Camus pernah bilang bahwa dirinya berutang kepada sepak bola karena olahraga ini mempertontonkan soal moral dan tanggungjawab. Di masa mudanya, Camus pernah jadi kiper, karena itu ia punya lebih banyak waktu merenungkan pertandingan. Claude Levi- Strauss, Sartre hingga Gramsci juga sudah menulis kajian filsafat sepak bola. Di Australia, pengelola klub menyeleksi pemain dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Karena itu Cao Yang tetap gemas meski Cina sudah diakui sebagai tanah leluhur sepak bola. Ia gemas karena Eropa mampu mencuri permainan ini dan maju dengan itu.

SEPAK BOLA INDONESIA MASUKI SEJARAH PALING HITAM
MH SAMSUL HADI
Masih adakah kata-kata yang sanggup melukiskan keterpurukan sepak bola Indonesia saat ini? Banyak orang sudah kehabisan kata-kata itu. Sepanjang tahun 2007, publik bola nasional secara bertubi-tubi mendapat kabar buruk dari lapangan sepak bola. Menjelang peralihan ke tahun 2007, tersingkirnya tim sepak bola Indonesia di kualifikasi Asian Games 2006-Doha terasa begitu menohok: dilumat Irak 0-6, dilipat Suriah 1-4, dan 1-1 melawan Singapura. Belum usai itu dibicarakan, awal tahun 2007 publik sudah disuguhi kandasnya timnas senior di penyisihan grup Piala AFF 2007. Ini hasil terburuk Indonesia sejak turnamen itu pertama diputar tahun 1996.
Kegagalan kembali dialami timnas U-23 di kualifikasi Olimpiade Beijing 2008. Mereka menjadi juru kunci grup setelah lima kali kalah dari enam laga. Padahal, mereka jebolan sekolah 4,5 bulan di Belanda dengan biaya puluhan miliar. Harapan publik sempat melambung setelah melihat penampilan timnas senior di Piala Asia 2007. Dengan mengorbankan kompetisi sendiri sebulan lebih, Indonesia tidak memalukan saat menghadapi tim-tim raksasa Asia, seperti Arab Saudi, Korea Selatan, dan juga Bahrain. Namun, harapan publik menguap lagi ketika timnas senior ambruk di kualifikasi Piala Dunia 2010, tumbang 1-4 saat menjamu Suriah. Harapan itu sungguh runtuh saat Indonesia, diwakili timnas U-23, tandang ke Damascus: Merah-Putih dihantam tujuh gol. Keterpurukan sepak bola Indonesia mencapai titik nadir baru-baru ini di SEA Games 2007 Thailand ketika tim Indonesia tersingkir di penyisihan grup. Polesan tambahan sebulan di Argentina tak berbekas. Timnas senior dan yunior menuliskan cerita sama di level ASEAN: kegagalan.

KOMPETISI SEMU
Diakui atau tidak, itulah produk kompetisi negeri ini plus hasil menghamburkan uang lewat program instan di luar negeri. Diikuti 36 klub, membengkak dari 28 klub di musim sebelumnya akibat dihapuskannya degradasi dengan alasan naif—gempa bumi di Yogyakarta— Liga Indonesia 2007 menimbulkan berbagai ekses negatif. Meski dibagi dua grup, klub harus menjalani laga lebih padat. Energi klub-klub lebih terkuras, biaya operasional jelas melonjak. Lebih parah lagi, sebagian besar klub itu tidak memiliki fondasi dana yang kuat karena bergantung pada APBD. Tidak terasa, belasan tahun klub-klub itu menyusu APBD dan telah menyedot triliunan rupiah. Ironisnya, APBD tersedot lebih untuk menggaji pemain asing, lima orang per klub sesuai dengan kuota PSSI. Begitu kuat ketergantungan mereka pada APBD, klub-klub itu terguncang hebat saat pemerintah berusaha meluruskan bahwa klub-klub sepak bola tidak bisa terus disuntik APBD. Tanpa disadari, ini "buah karya" PSSI yang terus-menerus memonopoli sponsor. Mereka meraup belasan miliar rupiah dan menciprati klub-klub itu dengan recehan. Tak hanya itu, dengan kuota lima pemain asing itu, PSSI secara tidak langsung telah mematikan talenta lokal. Melalui Badan Liga Indonesia (BLI), PSSI juga menjungkirbalikkan spirit kompetisi dengan untuk kesekian kali meniadakan degradasi musim ini. Begitulah, kompetisi sepak bola negeri ini bertahun-tahun berjalan semu. Desember ini, klub-klub dikejutkan keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menghapus jatah dua klub Indonesia di Liga Champions Asia (LCA) 2008. Indonesia belum memiliki dua klub juara akibat kompetisi belum selesai. Pengurus PSSI menuding AFC keterlaluan. Benarkah? Nanti dulu. Siapa yang menggemukkan peserta kompetisi menjadi 36 klub? Libur kompetisi sebulan menjelang Piala Asia 2007 untuk siapa: timnas atau AFC? Siapa yang membuat format Delapan Besar sehingga kompetisi menjadi lebih panjang dibandingkan jika, misalnya, dua juara grup langsung bertemu untuk menentukan juara?

NODA HITAM KETUA PSSI
Namun, dari seluruh cerita keterpurukan sepak bola Indonesia tahun ini, tak ada cerita yang lebih hitam daripada dipenjaranya Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Nurdin, yang memimpin PSSI periode 2007-2011, legitimasinya dipertanyakan. Lagi pula, dia terpidana 2,5 tahun dalam kasus korupsi. Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) sampai turun tangan dan menyalakan lampu kuning pada Indonesia. Jika sepak bola Indonesia mau selamat, ikutilah peta jalan (road map) FIFA. Peta jalan itu begitu jelas: "ganti Nurdin Halid". Dalam kondisi sekarang, Nurdin memang tidak layak memimpin PSSI. Pengurus PSSI tak mau mengikuti peta jalan FIFA itu dan memilih jalan berputar-putar dengan berpura-pura mengubah statuta PSSI. Padahal, tanpa disadari, mereka telah menggali lubang semakin dalam yang membuat sepak bola Indonesia kian terbenam. Tanpa mematuhi peta jalan itu, sepak bola Indonesia bagai menghitung hari jatuhnya sanksi pembekuan FIFA. Ketika sanksi itu jatuh, saat itulah sepak bola negeri ini berada dalam sejarah yang paling hitam.

Tidak ada komentar: